Custom Search

Jumat, 18 Oktober 2013

Pola Asuh Tepat untuk Anak Kembar

Pola Asuh Tepat untuk Anak Kembar
Mempunyai buah hati kembar tentu
menyenangkan. Namun, orangtua sebaiknya
mengetahui pola asuh yang tepat agar si kembar
tumbuh menjadi pribadi yang sehat.
MELIHAT anak kembar hampir selalu menggemaskan.
Kehadiran mereka di mal dan pusat keramaian lain
kerap menyedot perhatian. Apalagi orangtua sering
membuat tampilan serupa, baik baju mau pun rambut
bagi kembar sejenis.
Namun, apakah bisa dibenarkan kebiasaan
mendandani si kembar dengan pakaian dan gaya
serupa? Direktur Lembaga Konsultasi Psikologi Daya
Insani Sani Budiantini Hermawan Psi, mengatakan
memperlakukan si kembar dengan cara yang sama
tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Jika selalu
disamakan, mereka tidak bisa berkembang sebagai
pribadi berbeda. “Padahal meski kembar, mereka
adalah dua orang berbeda, punya keunikan dan
kebutuhan sendiri-sendiri,” katanya.
Meski menyarankan untuk memperlakukan si kembar
secara berbeda, namun Sani juga mengingatkan agar
orangtua memberi ruang kebersamaan, karena ada
kalanya mereka butuh waktu untuk berdua. “Harus
dimaklumi, anak kembar biasanya memang punya
ikatan kuat dan terkadang memiliki cara
berkomunikasi sendiri yang tidak dimengerti
orangtua.” Paparnya.
Pola Asuh Sehat
Kuatnya ikatan antara anak kembar juga dikemukakan
Joan A Friedman PhD. Meski demikian, penulis buku
Emotionally Healthy Twins ini tetap menyarankan agar
orangtua memperlakukan mereka sebagai individu bukan
pasangan.
Saran itu didasarkan pada pengalaman pribadi sebagai
anak kembar dan orangtua anak kembar, diperkuat
dengan berbagai penelitian yang sudah dilakukan.
Memperlakukan si kembar sebagai individu menurut
Joan akan membuat merekar lebih bahagia dan sehat
secara emosi.
“Fakta dan penelitian membuktikan bahwa memberi
kesempatan pada anak kembar untuk tumbuh menjadi
pribadi masing-masing justru akan mengembangkan
keintiman. Itu jauh lebih baik dibanding terus
memperlakukan mereka sebagai satu kesatuan, sehingga
justru memunculkan kedekatan yang melumpuhkan alias
tidak sehat secara emosional,” papar Joan yang dikenal
sebagai pelopor pendekatan baru pola asuh untuk anak
kembar, ketika diwawancara doubleupbooks.com.
Perlu Kesadaran Orangtua
Dari pengalaman yang didapat sebagai konsultan, Joan
kerap kali menjumpai keengganan, keraguan, bahkan
kemarahan orangtua, ketika disarankan untuk
memperlakukan si kembar sebagai individu berbeda.
Sebagian orangtua merasa gagal jika anaki kembarnya
terpisahkan, sebagian lagi merasa terancam eksistensi
dari sebutan yang sudah disandang, yakni sebagai
orangtua anak kembar. Akibatnya, saat buah hati kembar
mereka ingin menjelajah menjadi individu berbeda, kerap
kali dihinggapi perasaan bersalah yang bisa berkembang
menjadi frustasi dan kemarahan.
Itu sebabnya, orangtua sebaiknya membantu anak
kembarnya dengan cara menciptakan ruang pertumbuhan
individu. Misalnya, menghabiskan waktu sendirian
dengan masing-masing kembar dan tidak selalu
memperlakukan serta membelikan sesuatu yang sama
bagi mereka.
“Cara ini juga akan membantu orangtua untuk
menetralkan kekuatan dua anak kembar yang pada
dasarnya memang punya ikatan unik. Ikatan itu akan
menjadi kekuatan, sehingga Kerap kali orangtua merasa
ditinggalkan dan tidak dibutuhkan, bahkan merasa tidak
berdaya mengendalikan anak kembarnya. Entah itu
dalam penerapan disiplin atau apa pun. “
TIPS
1. Agar si kembar tumbuh menjadi individu dengan
pribadi sehat, orangtua disarankan jangan pernah
melakukan perbandingan. Hubungan yang unik
biasanya akan diikuti dengan sesitivitas. Situs
psychologytoday.com bahkan menyarankan agar
orangtua lebih peka dengan tidak selalu menyebut
urutan yang sama untuk anak kembarnya. Misalnya,
saat menyebut nama si kembar A dan B, harus
diimbangi dengan sebutan B dan A.
2. Beri kebebasan memilih mainan apa yang hendak
mereka lakukan. Misalkan salah satu ingin bermain
balok susun dan satunya lagi ingin bermain jual
beli, janganlah dicegah. Biarkan mereka melakukan
hal tersebut tanpa pasangan kembarnya.
3. Ikuti keinginan anak jika ingin dipisah, baik itu
sekolah, kamar tidur, minat, hobi, dsb.
4. Pola pengasuhan lebih diutamakan pada keunikan
pribadi masing-masing.
5. Mengembangkan minat dan bakat dan jangan
sungkan untuk memberi apresiasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim SMS Gratis